BisaApa.id, Aceh Utara | Polres Aceh Utara berhasil mengungkap kasus prostitusi, dalam kasus tersebut anak dibawah umur yang masih berusia 16 tahun turut menjadi korban perdagangan dan pemerkosaan untuk para pria hidung belang hingga hamil.
Kapolres Aceh Utara AKBP Riza Faisal melalui Kasatreskrim Iptu Noca Tryananto pada Jum’at (17/12) mengatakan, pihaknya mengamankan seorang mucikari dan sejumlah pria hidung belang yang telah berusia paruh baya.
Dikatakan Kasatresktim, pihaknya mengamankan sebanyak sembilan tersangka yang masing-masing berinsial MY (45), AS (28), AR (63), AM (51), IS (68), YN (53), IB (51), RZ (54), dan NR (61).
“Para tersangka berasal dari empat kecamatan, yaitu Tanah Jambo Aye (Aceh Utara), Baktiya (Aceh Utara), Kecamatan Madat (Aceh Timur) dan Kecamatan Pante Bidari (Aceh Timur),” ungkap Kasat Reskrim.
Dikatakan Iptu Noca, selain sejumlah pria hidung belang, beberapa tersangka memiliki tugas yang berbeda-beda, termasuk tersangka NR seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) yang bertugas sebagai mucikari atau mencari pelanggan.
“Kasus itu dilaporkan oleh ayah korban pada Selasa 14 Desember 2021, tepatnya sehari setelah ia mendapat informasi anaknya telah hamil. Sementara kasus pemerkosaan dan perdagangan anak di bawah umur itu terjadi sejak Juni hingga Oktober 2021 lalu di tempat berbeda,” ujar Iptu Noca.
Dijelaskan, ayah korban yang tinggal di luar Aceh Utara mendapat telfon dari seorang saksi yang mengatakan, bahwa korban telah hamil. Mendengar berita itu, sang ayah langsung menemui anaknya.
Kepada ayahnya, lanjut Kasat Reskrim, korban mengaku telah diperkosa oleh tersangka MY. Namun setelah dilakukan penyelidikan, pihaknya menemukan sejumlah fakta. Korban tidak hanya pernah diperkosa, namun juga menjadi korban perdagangan anak yang dilakukan oleh tersangka NR.
“Sejak Juni 2021, tersangka NR telah menawarkan korban kepada tersangka MY, AS, AM, YN, IB dan RZ dengan tarif Rp. 50 ribu hingga Rp. 200 ribu untuk sekali kencan. Sementara NR mendapat upah antara Rp. 20 ribu hingga Rp. 100 ribu per orang. Dalam aksinya, NR dibantu tersangka AR sebagai penyedia tempat dengan lokasi kencan rumah AR, tarif tempat Rp 50 ribu,” terang Noca.
Tak hanya itu, tambahnya, tersangka NR juga bekerjasama dengan tersangka IS (tukang ojek) yang bertugas mengantar jemput korban. Upah sekali antar jemput sekitar Rp. 10 ribu hingga Rp. 20ribu.
Saat ini sembilan tersangka telah diamankan ke Polres Aceh Utara guna proses penyidikan lebih lanjut. Bersamanya, turut diamankan barang bukti 9 unit handphone para tersangka, pakaian korban, satu unit sepeda motor Yamaha Jupiter MX.
“Kita juga telah melakukan visum et refertum terhadap korban,” pungkasnya.
Discussion about this post