Lhokseumawe, BisaApa.id | Gelombang tinggi beberapa hari terakhir membuat para nelayan di Lhokseumawe tidak dapat melaut. Tersendatnya aktivitas utama para nelayan tersebut membuat ekonomi rumah tangga mereka terganggu.
Salah satu nelayan Gampong Pusong Lama, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, Riki Andrian (25) mengatakan, Ia terpaksa menyandarkan perahu ikannya akibat dampak dari gelombang tinggi laut.
“Sudah semenjak satu minggu ini gelombang tinggi dan angin kencang jadi masalah, terlebih lagi ini merupakan air tiga puluh yang tiap malam air mencapai rumah warga,” ujarnya.
Dikatakan Riki, semenjak gelombang tinggi tersebut kapal yang berlayar untuk mencari ikan hanya satu dua kapal, jika sebelumnya pada hari-hari biasa semua kapal yang terparkir di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) ikut melaut.
Cuaca ekstrem tersebut membuat pendapatan nelayan pun kian menurun. Bahkan, sebahagiaan dari para nelayan terpaksa harus mencari sumber penghasilan lain seperti menarik becak dan bekerja serabutan.
“Saat hari-hari biasa perhari tangkapan ikan mencapai 4 atau 5 ton, sedangkan sekarang hanya 2 piber atau 1 ton hingga 1.5 ton,” terang Riki.
Selain itu, sejumlah tukang becak yang biasa mengangkut ikan dari TPI ke pasar pun mengalami penurunan pendapatan. Mereka hanya bisa pasrah akibat cuaca yang belum dapat dipastikan kapan berakhir.
“Normal pendapatan pengangkut ikan perhari itu Rp. 80 ribu, sekarang dapatnya Rp. 20 ribu kadang-kadang memang tidak ada karena tidak ada kapal yang melaut,” beber Riki.
Discussion about this post