Oleh: Andri Wahyudi
Mahbub Djunaidi dikenal sebagai wartawan-sastrawan, agamawan, kolumnis, politikus, serta predikat baik lainnya yang disematkan di pundaknya. Ini bukan predikat main-main, karena Ia memang seorang memiliki talenta luar biasa.
Kritik-kritik sosial dalam tulisannya begitu tajam, begitu dalam. Tentu saja dengan ciri khas yang dimilikinya: satire dan humoris. Karena kepiawaiannya dalam menulis, Ia disebut pendekar pena, bahkan Bung Karno terkesan dengannya.
Mahbub juga seorang organisatoris yang pernah manjabat sebagai Ketua Umum pertama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, (PMII). Namun Mahbub bukanlah pendiri PMII.
Mahbub yang kala merupakan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) kemudian pada tahun 1960 Mahbub dipercayai sebagai Ketua Umum Pertama PMII oleh 13 tokoh pendiri.
PMII sendiri lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi mahasiswa Islam tersebut bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa Nahdatul Ulama (NU) untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusssunnah wal Jama’ah.
Sebagaimana dikisahkan di atas, ketika konfrensi besar Ikatan Pelajar Nadhatul Ulama (IPNU) yang memutuskan akan berdirinya Organisasi Kemahasiswaan Nahdliyin yang berskala nasional. Maka, diutuslah 13 orang delegasi mahasiswa NU dari berbagai wilayah yang akan mendirikan PMII.
Adapun 13 Tokoh tersebut sebagai pendiri PMII yaitu, sahabat A. Khalid Mawardi (Jakarta), sahabat M. Said Budairy (Jakarta), sahabat M. Sobich Ubaid (Jakarta), sahabat Makmun Syukri (Bandung), sahabat Hilman Badruddinsyah (Bandung), sahabat Ismail Makki (Yogyakarta).
Kemudian, sahabat Munsif Nakhrowi(Yogyakarta), sahabat Nuril Huda Suaidi (Surakarta), sahabat Laily Mansyur (Surakarta), sahabat Abdul Wahab Jaelani (Semarang), sahabat Hizbulloh Huda (Surabaya), sahabat M. Kholid Narbuko (Malang) dan sahabat Ahmad Hussein (Makassar).
Jadi berdasar itulah Mahbub kenapa Mahbub Djunaidi bukan pendiri PMII, melain seorang yang dimintai untuk menjabat sebagai ketua diorganisasi yang berlandaskan Ahlussunah Waljamaah.
Menganggap Mahbub sebagai pendiri PMII adalah tidak keseriusan seseorang dalam membaca sejarah, terlebih lagi jika seseorang itu mahasiswa maka itu sangat disayangkan karena melahirkan banyak narasi sesat.
PMII hadir untuk menerangi peradaban manusia dalam mengawal kebijakan dan kekokohan agama Islam di Indoneia. Sebagaimana yang diajarkan Zikir, Fikir dan Amal Soleh.
Oleh karena itu untuk setiap kader membaca dan mendalami sejarah-sejarah yang ada, agar tidak melahirkan narasi-narasi sesat yang kemudian dikonsumsi oleh ummat, kader PMII dilahirkan untuk menjadi pelopor gerakan agar kelak jadi pelita untuk kehidupan bangsa.
___
Penulis merupakan ketua PMII komisariat Universitas Malikussaleh, Cabang Lhokseumawe
Isi tulisan ini sepenuhnya milik dan tanggung jawab penulis
Discussion about this post