Langsa, BisaApa.id | Masyarakat di Desa Telaga Tujuh, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa harus berhemat dalam menggunakan air bersih. Hal ini disebabkan, di Desa tersebut sangat sulit mendapatkan air bersih.
Desa Telaga Tujuh merupakan pulau kecil di tengah perairan laut di Kota Langsa. Walaupun letak geografisnya ditengah perairan, masyarakat didesa tersebut kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari- hari.
Seperti yang kita ketahui bahwa air bersih sangat lah penting untuk keberlangsungan kehidupan makhluk hidup. Air bersih biasa dimanfaat untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan lainnya. Air bersih ini merupakan sumber kehidupan makhluk hidup. Namun untuk masyarakat Desa Telaga Tujuh ini air bersih terbilang sulit didapatkan.
Di Pusong, masyarakat harus menampung air hujan dan memasoknya dari kota langsa untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Di Pulau ini juga terdapat sumur tetapi airnya digunakan untuk mencuci kaki dan membersihkan kamar mandi.
Baca Juga: Minat Pendidikan Anak Pulau Terpencil di Kota Langsa
“Disini kami membeli air bersih. Selain itu, kami juga menampung air hujan untuk kebutuhan air bersih kami. Disini memang ada sumur tetapi airnya hanya bisa digunakan untuk cuci kaki dan membersihkan kamar mandi saja” pungkas seorang warga desa Telaga Tujuh.
Harga untuk satu jirigen air bersih sebesar Rp 500 Rupiah dan untuk menyewa gerobak untung mengangkat jirigen air bersih adalah Rp 3 ribu rupiah. Satu gerobak mampu mengangkut 10 jirigen. Upah untuk sipengantar air sebesar Rp 10 ribu rupiah, sehingga total untuk air satu gerobak sebesar Rp 18 Ribu Rupiah.

“Orang disini harus menghemat air, karena disini kami airnya harus beli. Satu jirigen itu harganya sekitar Rp 500 rupiah. Dalam satu gerobak bisa 10 jirigen berarti semua harga air satu gerobak Rp 5 ribu rupiah. Upah untuk orang yang menolak gerobak Rp 10 ribu rupiah dan biaya sewa gerobak Rp 3 ribu rupiah. Jadi kami untuk satu gerobak menghabiskan biaya sebanyak Rp 18 ribu rupiah.” Ujar seorang penduduk Pulau Pusong.
Pemerintah telah membantu permasalahan air bersih di Pusong ini dengan membantu sebuah alat penyulingan air laut menjadi air tawar menggunakan energi tenaga surya. Namun, hal itu tidak menyelesaikan masalah air bersih di pulau tersebut.
Baca Juga: Dua Rumah Roboh Akibat Erosi Banjir di Langsa, Puluhan Rumah Terancam Ambruk
Penduduk di Pulau sebanyak 470 Kepala Keluarga, dengan luas daratan kurang lebih 250 Hektar. Mereka khawatir untuk menggunakan air yang sudah di suling tersebut. Karena masyarakat takut airnya mengandung zat kimia. Hasil air bersih dari penyulingan itu juga tidak optimal untuk memenuhi kebutuhan air yang ada di pulau tersebut.
Selain dengan alat penyulingan air laut ini pihak desa juga sudah melakukan pengeboran sumur di beberapa titik untuk air bersih. Pengeboran dilakukan di dalam perkarangan Mesjid dan di luar Mesjid namun tidak berhasil.
” Kami pihak desa sudah melakukan pengeboran untuk mendapatkan air bersih di beberapa titik yaitu di lingkungan mesjid dan di luar mesjid namun mata air tidak ditemukan, sehingga pengeboran terhenti karena alat untuk pengeborannya tidak memadai” ujar Aswar selaku sekdes di Desa Telaga Tujuh.
Solusi lain untuk masalah air bersih di Desa Telaga Tujuh adalah dengan cara mengebor sumur dengan menggunakan alat yang memadai. Pihak desa tidak mampu melakukan pengeboran tersebut karena kekurangan biaya.
“Kami berharap ada bantuan Pemerintah untuk membantu sumur bor di Desa Telaga Tujoh, agar masyarkaat didesa kami tidak harus membelinya lagi” Ujar Aswar
Penulis : Audia Safitri (Mahasiswa KPI, IAIN Langsa)
Nim : 3012018012
Editor: Zulkifli
Discussion about this post