Banda Aceh, BisaApa.id | Universitas Syiah Kuala (USK) membuka Program Magister (S2) Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) mulai semester ganjil tahun ajaran 2021/2022. Program studi ini berada di bawah Jurusan Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alama (MIPA) universitas tersebut.
Ketua Program Studi S2 Kecerdasan Buatan USK, Dr. Muhammad Subianto SSi MSi menerangkan, izin pembukaan prodi baru itu tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nomor 283/E/O/2021 tanggal 25 Juni 2021.
Menurutnya, prodi tersebut didirikan berdasarkan hasil kerja sama mitra konsorsium Program Erasmus+ Capacity Building yang terdiri atas 11 Universitas di Eropa dan Asia. Konsorsium itu bekerja sama dalam mengembangkan kurikulum.
Ke-11 universitas tersebut adalah Asian Institute of Technology (AIT) Bangkok, Leiden University Belanda, University of Minho (UMI) Portugal, Athens University of Economics and Business (AUEB) Yunani, University of Sri Jayewardenepura (USJP) Srilanka, University of Peradeniya (UoP) Srilanka, Universitas Syiah Kuala (USK), Universitas Sumatera Utara (USU), Institut Teknologi Bandung (ITB), Khon Kaen University (KKU) Thailand, dan Walailak University Thailand.
Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal., MEng, menyambut baik hadirnya Program studi S2 Kecerdasan Buatan tersebut seraya mengungkapkan bahwa perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) saat ini sudah mengakibatkan kebutuhan ahli dalam bidang AI jauh melebihi ketersediaannya.
Prof Samsul menyebutkan, karier dalam bidang AI sangat menjanjikan dan memiliki potensi yang sangat besar untuk berkontribusi secara positif dalam berbagai bidang.
Selain itu, Program studi S2 Kecerdasan Buatan masih sangat sedikit di Indonesia. Maka dengan itu, Ini merupakan suatu prestasi bagi USK karena mampu melahirkan Program Studi S2 Kecerdasan Buatan yang sangat kekinian.
Sementara itu, Dekan FMIPA USK, Dr. Teuku Mohammad Iqbalsyah MSc, meyakini Prodi S2 ini akan menghasilkan lulusan yang berkompeten dan berkontribusi nyata dalam berbagai bidang dengan melibatkan kecerdasan buatan didalamnya.
“Karena kurikulum prodi ini disusun secara bersama-sama dalam sebuah konsorsium 11 Universitas Eropa dan Asia,” ujar Iqbalsyah.
Discussion about this post